Pertamina Bina 12 Kelompok Ekonomi Masyarakat di Kepulauan Riau

PT Pertamina melalui Manajer Communication & CSR Pertamina MOR I tengah melakukan pembinaan terhadap 12 Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) di Kepulauan Riau (ist.)
PT Pertamina melalui Manajer Communication & CSR Pertamina MOR I tengah melakukan pembinaan terhadap 12 Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) di Kepulauan Riau (ist.)

TANJUNGPINANG – PT Pertamina melalui Manajer Communication & CSR Pertamina MOR I tengah melakukan pembinaan terhadap 12 Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) di Kepulauan Riau.

KEM dimaksud tersebar di sejumlah kabupaten/kota, 5 KEM di Natuna, 6 KEM di Kabupaten Karimun, dan 1 KEM di Tanjungpinang. Tahun ini, Pertamina MOR I bahkan akan menambah pembinaan dua KEM lagi, yakni di Kabupaten Natuna dan Kota Tanjungpinang.

Unit Manajer & CSR Pertamina MOR I, Rudi Arifianto menjelaskan, pembinaan terhadap KEM ini terkait program Bina Lingkungan (CSR) diberikan Pertamina MOR I.

Bantuan terhadap kelompok masyarakat ini dia sebut diberikan melalui kajian yang sebelumnya dilakukan Forum Layanan IPTEK bagi Masyarakat (Flipmas) Batobo. Flipmas Batobo adalah mitra Pertamina yang ditunjuk sebagai pemberi usulan sekaligus pembinaan terhadap kelompok masyarakat penerima bantuan bina lingkungan PT Pertamina untuk Regional I Sumatera.

Ketua Flipmas Batabo, Padil menjelaskan, lembaga yang dia pimpin ini berisi tenaga ahli dari berbagai bidang keilmuan. Diantaranya peternakan, perikanan, dan perkebunan.

Sebelum menetapkan penerima bantuan, tenaga ahli Flipmas Batobo – mulai dari master, doktor hingga profesor – melakukan survei terhadap kelompok masyarakat yang dianggap layak menerima bantuan dimaksud.

Sejumlah kriteria penerima dia jelaskan diantaranya telah memiliki usaha di bidang tertentu dan terdiri dari minimal 40 kepala keluarga dengan indeks pembangunan masyarakat rendah.

“Yang terpenting adalah bahwa program ini didasarkan atas pengajuan yang disampaikan. Ini biasanya akan berjalan jika dibanding kita (pemberi bantuan) yang menawarkan,” ujar Padil beberapa waktu lalu.

Selain melakukan survei terhadap calon penerima, Flipmas Batobo disebut Padil juga melakukan bimbingan berkala. Salah satunya KEM Pertamina Madong yang mengupayakan budidaya ikan kerapu.

Bentuk pembinaan tidak hanya sebatas sektor perikanan, tetapi menyesuaikan apa yang diupayakan oleh masing-masing KEM serta menyesuaikan potensi di daerah calon penerima bantuan.

Seperti halnya diajukan di kawasan Dompak Tanjungpinang yang rencananya akan mulai berjalan tahun 2018 ini. Di daerah ini, Pertamina MOR I akan meberikan bantuan serta bimbingan bagi kelompok petani yang ada di sana.

Bantuan berupa bibit serta sarana penunjang oleh Pertamina MOR I ini diberikan hanya pada tahun pertama. Selebihnya yang dilakukan adalah bimbingan. Modal usaha untuk tahun kedua dan seterusnya adalah berasal dari hasil keuntungan usaha tahun pertama.

“Sebagaimana dituangkan dala AD/ART, hasil keuntungan dari tahun pertama ini, masing-masing kelompok menabung minimal 20 persen. Tabungan inilah yang kemudian dipergunakan untuk modal tahun berikutnya,” papar Padil.

Dengan pola ini, lanjut Padil, masyarakat penerima diharapkan dapat mandiri, berjalan sendiri.

“Seperti halnya KEM yang ada di Provinsi Riau. KEM di sana sampai sekarang ini masih berjalan setelah dua tahun ditinggalkan,” katanya lagi.

Rudi Arifianto menambahkan, berbagai program bantuan diberikan Pertamina, dalam hal ini MOR I, diharapkan dapat memberikan manfaat serta kebaikan bagi masyarakat.

“Tentunya kita sama-sama berharap program KEM Pertamina ini dapat menjadi contoh bagi KEM lainnya agar lebih bersemangat guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya,” tutup Rudi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *