Pengamat : Relawan Harus Mampu Menjadi Marketer Yang Baik

TANJUNGPINANG, – – Perhelatan pesta Demokrasi serentak tahun 2018 semakin mendekati puncaknya, dimana kurang dari 50 hari lagi tepatnya pada tanggal 27 juni 2018 yang akan datang, akan dilaksanakan pemungutan suara serentak pada pemilukada di 171 daerah di Indonesia dan Tanjungpinang salah satunya.

Hal menarik yang menjadi sorotan diantaranya adalah meningkatnya “perang” opini di media sosial seperti facebook.

Menurut Suyito, Sosiolog STISIPOL RAJA HAJI Tanjungpinang, telah terjadi pergeseran orientasi dari perilaku politik relawan dalam mempresentasikan kepentingan politiknya, lebih pada orientasi “menyenangkan” daripada “memenangkan” paslon.

Konstelasi politik pilkada selalu dibumbui dengan psywar atau perang urat syaraf secara politik. Dimana masing-masing timses dan relawan berebut panggung dalam memoles dan mengunggulkan calon masing-masing, sehingga tidak jarang terkadang seringkali konflik terbuka di lakukan di arena media sosial, sehingga sudah tidak rasionalitas lagi dalam berdebat, tetapi cenderung mempertahankan argumen yg lebay dan norak yang sangat subjektif.

“Seharusnya timses dan relawan mendalami visi-misi para kandidat untuk kemudian beradu argumentasi yang rasional dan bisa diterima oleh akal sehat,” tegas Suyito saat wawancara di sebuah cafe di bilangan tepi laut, Sabtu (05/05).

Dikatakannya, para timses dan sukarelawan jangan hanya jadi tim sorak atau penggembira saja, tetapi harus mampu memberikan kepastian dan keyakinan kepada masyarakat dengan cara menjual visi-misi kandidat sehingga terjadi perubahan dalam kontestasi politik pilwako tanjungpinang saat ini.

“Relawan adalah marketer, dan marketer yang baik adalah kunci keberhasilan dalam konstestasi elektoral,” tungkasnya. (AU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *